Home » » MENJAWAB TUDUHAN RASULULLAH MEMAKAI PAKAIAN WANITA KETIKA MENERIMA WAHYU

MENJAWAB TUDUHAN RASULULLAH MEMAKAI PAKAIAN WANITA KETIKA MENERIMA WAHYU

Written By Admin On Rabu, 06 November 2013 | 15.42

بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Kaum kafir sering mengejek Rasulullah shalallahu’alaihi wassalam mempunyai kelainan TRANSVESTITE karena memakai pakaian wanita, mereka memenggal dan mengutip bagian hadist yang mereka maknai secara harfiah dan hanya berdasarkan terjemahan hadist dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris, padahal bahasa Arab merupakan bahasa yang kompleks aslinya sama sekali tidak sesederhana terjemahannya, jadi sangat konyol jika kita memasang standar pikir kita berdasarkan bahasa terjemahan yang terbatas tanpa meneliti makna yang sebenarnya berdasarkan bahasa aslinya.


Merekapun tidak memperhatikan konteks hadist secara lengkap, melainkan hanya memenggal bagian yang mereka anggap “lucu” sehingga makna sebenarnya menjadi kabur. Berikut ini hadist selengkapnya saya tulis:

حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ قَالَ حَدَّثَنِي أَخِي عَنْ سُلَيْمَانَ عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ نِسَاءَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُنَّ حِزْبَيْنِ فَحِزْبٌ فِيهِ عَائِشَةُ وَحَفْصَةُ وَصَفِيَّةُ وَسَوْدَةُ وَالْحِزْبُ الْآخَرُ أُمُّ سَلَمَةَ وَسَائِرُ نِسَاءِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَكَانَ الْمُسْلِمُونَ قَدْ عَلِمُوا حُبَّ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَائِشَةَ فَإِذَا كَانَتْ عِنْدَ أَحَدِهِمْ هَدِيَّةٌ يُرِيدُ أَنْ يُهْدِيَهَا إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَخَّرَهَا حَتَّى إِذَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي بَيْتِ عَائِشَةَ بَعَثَ صَاحِبُ الْهَدِيَّةِ بِهَا إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي بَيْتِ عَائِشَةَ فَكَلَّمَ حِزْبُ أُمِّ سَلَمَةَ فَقُلْنَ لَهَا كَلِّمِي رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُكَلِّمُ النَّاسَ فَيَقُولُ مَنْ أَرَادَ أَنْ يُهْدِيَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَدِيَّةً فَلْيُهْدِهِ إِلَيْهِ حَيْثُ كَانَ مِنْ بُيُوتِ نِسَائِهِ فَكَلَّمَتْهُ أُمُّ سَلَمَةَ بِمَا قُلْنَ فَلَمْ يَقُلْ لَهَا شَيْئًا فَسَأَلْنَهَا فَقَالَتْ مَا قَالَ لِي شَيْئًا فَقُلْنَ لَهَا فَكَلِّمِيهِ قَالَتْ فَكَلَّمَتْهُ حِينَ دَارَ إِلَيْهَا أَيْضًا فَلَمْ يَقُلْ لَهَا شَيْئًا فَسَأَلْنَهَا فَقَالَتْ مَا قَالَ لِي شَيْئًا فَقُلْنَ لَهَا كَلِّمِيهِ حَتَّى يُكَلِّمَكِ فَدَارَ إِلَيْهَا فَكَلَّمَتْهُ فَقَالَ لَهَا لَا تُؤْذِينِي فِي عَائِشَةَ فَإِنَّ الْوَحْيَ لَمْ يَأْتِنِي وَأَنَا فِي ثَوْبِ امْرَأَةٍ إِلَّا عَائِشَةَ قَالَتْ فَقَالَتْ أَتُوبُ إِلَى اللَّهِ مِنْ أَذَاكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ ثُمَّ إِنَّهُنَّ دَعَوْنَ فَاطِمَةَ بِنْتَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَرْسَلَتْ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَقُولُ إِنَّ نِسَاءَكَ يَنْشُدْنَكَ اللَّهَ الْعَدْلَ فِي بِنْتِ أَبِي بَكْرٍ فَكَلَّمَتْهُ فَقَالَ يَا بُنَيَّةُ أَلَا تُحِبِّينَ مَا أُحِبُّ قَالَتْ بَلَى فَرَجَعَتْ إِلَيْهِنَّ فَأَخْبَرَتْهُنَّ فَقُلْنَ ارْجِعِي إِلَيْهِ فَأَبَتْ أَنْ تَرْجِعَ فَأَرْسَلْنَ زَيْنَبَ بِنْتَ جَحْشٍ فَأَتَتْهُ فَأَغْلَظَتْ وَقَالَتْ إِنَّ نِسَاءَكَ يَنْشُدْنَكَ اللَّهَ الْعَدْلَ فِي بِنْتِ ابْنِ أَبِي قُحَافَةَ فَرَفَعَتْ صَوْتَهَا حَتَّى تَنَاوَلَتْ عَائِشَةَ وَهِيَ قَاعِدَةٌ فَسَبَّتْهَا حَتَّى إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيَنْظُرُ إِلَى عَائِشَةَ هَلْ تَكَلَّمُ قَالَ فَتَكَلَّمَتْ عَائِشَةُ تَرُدُّ عَلَى زَيْنَبَ حَتَّى أَسْكَتَتْهَا قَالَتْ فَنَظَرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى عَائِشَةَ وَقَالَ إِنَّهَا بِنْتُ أَبِي بَكْرٍ قَالَ الْبُخَارِيُّ الْكَلَامُ الْأَخِيرُ قِصَّةُ فَاطِمَةَ يُذْكَرُ عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ رَجُلٍ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ وَقَالَ أَبُو مَرْوَانَ عَنْ هِشَامٍ عَنْ عُرْوَةَ كَانَ النَّاسُ يَتَحَرَّوْنَ بِهَدَايَاهُمْ يَوْمَ عَائِشَةَ وَعَنْ هِشَامٍ عَنْ رَجُلٍ مِنْ قُرَيْشٍ وَرَجُلٍ مِنَ المَوَالِي عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الْحَارِثِ بْنِ هِشَامٍ قَالَتْ عَائِشَةُ كُنْتُ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَاسْتَأْذَنَتْ فَاطِمَةُ

33.16/2393. Telah menceritakan kepada kami Isma'il berkata, telah menceritakan kepadaku saudaraku dari Sulaiman dari Hisyam bin 'Urwah dari bapaknya dari 'Aisyah radliallahu 'anha bahwa isteri-isteri Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam terbagi menjadi dua kubu. Kubu pertama adalah terdiri 'Aisyah, Hafshah, Shafiyyah, Sawdah. Dan kelompok kedua diikutsertai oleh Ummu Salamah dan isri-isteri Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang lain. Saat itu Kaum Muslimun mengetahui kalau Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sangat mencintai 'Aisyah. Apabila salah seorang dari mereka memiliki hadiah yang akan dihadiahkan untuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dia menangguhkannya. Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sudah berada di rumah 'Aisyah, barulah pemilik hadiah mengirim hadiahnya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di rumah 'Aisyah radliallahu 'anha. Kebiasaan ini menbuat kelompok 'Ummu Salamah memperbincangkannya. Mereka berkata, kepada Ummu Salamah; Coba kamu bicara kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam agar beliau menyampaikan kepada orang banyak bahwa siapa yang hendak memberi hadiah kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam hendaklah hadiah itu diberikan kepada beliau dimana saja saat beliau berada di rumah-rumah isteri beliau. Maka Ummu Salamah menyampaikan apa yang dikatakan oleh mereka kepada beliau namun beliau tidak berkomentar sepatah katapun kepadanya. Kemudian kami tanyakan kepadanya, maka dia berkata,; Beliau tidak berkata, sepatah kata pun kepadaku. Lalu mereka kembali berkata,; Coba berbicaralah kembali dengan beliau. Maka Ummu Salamah kembali mengajak beliau berbicara saat giliran beliau di rumahnya namun beliau tetap tidak berkata sepatah katapun kepadanya. Kemudian kami tanyakan kepadanya, maka dia berkata,; Beliau tidak berbicara sepatah kata pun kepadaku. Lalu mereka kembali berkata,; Berbicaralah dengan beliau hingga beliau mau berbicara denganmu?. Kemudian ketika giliran beliau di rumahnya, Ummu Salamah mengajak bicara beliau, maka beliau shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepadanya: Jangan kamu sakiti aku dalam masalah 'Aisyah, karena tidak satu wahyu pun yang turun kepadaku saat aku berada dalam pakaian seorang isteri kecuali 'Aisyah. 'Aisyah berkata,; Maka Ummu Salamah berkata,; Aku bertobat kepada Allah karena telah menyakitimu wahai Rasulullah?. Kemudian isteri-isteri Beliau memanggil Fathimah, putri Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk mengutusnya menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan mereka berpesan; Katakanlah kepada beliau, sesungguhnya isteri-isteri ayahanda mencari keadilan Allah kepada ayahanda dalam perkara putri Abu Bakar. Maka Fathimah menyampaikannya. Lalu beliau berkata,: Wahai ananda, apakah kamu menyukai sesuatu yang aku sukai?. Fathimah menjawab; Ya tentu. Maka Fathimah menemui mereka seraya mengabarkan kepada mereka. Maka mereka berkata,; 'Kembalilah menemui beliau. Namun Fathimah enggan untuk kembali. Akhirnya mereka mengutus Zainab binti Jahsyi. Maka Zainab menemui beliau dengan perkataan yang keras, katanya: Sesungguhnya isteri-isteri anda mencari keadilan Allah kepada anda dalam perkara putri Ibnu Abi Quhafah. Dia mengeraskan suaranya hingga sampai kepada 'Aisyah yang saat itu dia sedang duduk lalu dia mencelanya hingga Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memandang 'Aisyah apakah 'Aisyah akan membalasnya. Maka 'Aisyah membalas apa yang ducapkan Zainab hingga membuatnya berhenti. Dia (Fathimah) berkata,; Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memandang kepada 'Aisyah dan berkata: Dia ini adalah putri dari Abu Bakar. Al Bukhari berkata,; Kalimat terakhir ini adalah kisah Fathimah yang diceritakan oleh Hisyam bin 'Urwah dari seseorang dari Az Zuhriy dari Muhammad bin 'Abdurrahman. Dan berkata, Abu Marwan dari Hisyam dari 'Urwah; Bahwa orang-orang memilih barang yang terbaik sebagai hadiah dari mereka untuk hari pernikahan 'Aisyah. Dan dari Hisyam dari seseorang kalangan Quraisy dari seorang dari suku Al Mawaliy dari Az Zuhriy dari Muhammad bin 'Abdurrahman bin Al Harits bin Hisyam; 'Aisyah radliallahu 'anha berkata,; 'Aku sedang bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu datang Fathimah meminta izin masuk. (HR.Bukhari No.2393)

Jika disimak secara seksama hadist ini menceritakan tentang kecemburuan istri-istri Rasulullah terhadap Aisyah, dimana Rasulullah banyak menerima hadiah  dari orang-orang yang ingin memberinya hadiah ketika beliau berada di rumah Aisyah. Lalu para istri ini mengutus Ummu Salamah untuk menyampaikan pendapat mereka seharusnya orang memberi hadiah kepada nabi dimanapun beliau berada, disaat giliran istri yang mana saja.

Dalam hadist Rasulullah shalalallahu’alaihi wassalam menjawab:


لَا تُؤْذِينِي فِي عَائِشَةَ فَإِنَّ الْوَحْيَ لَمْ يَأْتِنِي وَأَنَا فِي ثَوْبِ امْرَأَةٍ إِلَّا عَائِشَةَ

Jangan kamu sakiti aku dalam masalah 'Aisyah, karena tidak satu wahyu pun yang turun kepadaku saat aku berada dalam pakaian seorang isteri kecuali 'Aisyah.


وَأَنَا فِي ثَوْبِ امْرَأَةٍ إِلَّا عَائِشَةَ  (wa ana fii tsawbi imra’atin illa Aisyah) diartikan oleh kaum kafir: kecuali pada saat aku mengenakan pakaian Aisyah.

Kata ثَوْبِ (Tsawb) dalam kalimat di atas bukanlah mengenakan pakaian seperti baju wanita tetapi lebih tepatnya bermakna apa yang dipakaikan Aisyah bukan pakaian Aisyah itu sendiri karena jika yang dimaksud adalah pakaian Aisyah maka bukan kata  ثَوب yang dipakai tetapi kata جلباب

Tsawb (ثَوب) adalah  pakaian tradisional pria arab dan tsawb ini berbeda dengan jilbab (جلباب). Jilbab yaitu busana serupa dengan tsawb, semacam baju kurung atau gamis yang menutupi seluruh tubuh, namun Jibab dikenakan khusus wanita. Hanya saja di Indonesia kata jilbab diidentikan dengan kerudung, padahal arti yang sebenarnya dari kata jilbab adalah pakaian perempuan, kalau kerudung lebih tepat menggunakan kata khimar (خمار) seperti dalam An-Nur:31. Jika Aisyah memakaikan ثَوب pada rasulullah sama sekali tidak aneh, sama konteksnya seperti isteri yang memakaikan kemeja kepada suaminya.

Perhatikan kata jilbab (جَلَٰبِيبِهِنَّ) dalam ayat ini:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّبِىُّ قُل لِّأَزْوَٰجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَآءِ ٱلْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلَٰبِيبِهِنَّ ۚ ذَٰلِكَ أَدْنَىٰٓ أَن يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ ۗ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورًۭا رَّحِيمًۭا

Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu`min: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya [1233] ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(QS.Al-Ahzab:59)

Note [1233]
Jilbab ialah sejenis baju kurung yang lapang yang dapat menutup kepala, muka dan dada.

Cek di :
http://quran.insanislam.com/cari/ar/ayat/33-59.htm

Selain itu apa yang dipakai Aisyah belum tentu selalu berupa baju perempuan, tetapi bisa berbentuk handuk, selimut dan benda apa saja yang belum tentu akan terlihat aneh jika itu dipakai suaminya atau dipakai bersama. Apa yang dipakai Aisyah yang dipakaikan kepada Rasulullah di dalam hadist lain adalah sebuah selimut, lebih jelasnya akan terlihat di hadist senada tentang hal ini:


حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الْوَهَّابِ حَدَّثَنَا حَمَّادٌ حَدَّثَنَا هِشَامٌ عَنْ أَبِيهِ قَالَ كَانَ النَّاسُ يَتَحَرَّوْنَ بِهَدَايَاهُمْ يَوْمَ عَائِشَةَ قَالَتْ عَائِشَةُ فَاجْتَمَعَ صَوَاحِبِي إِلَى أُمِّ سَلَمَةَ فَقُلْنَ يَا أُمَّ سَلَمَةَ وَاللَّهِ إِنَّ النَّاسَ يَتَحَرَّوْنَ بِهَدَايَاهُمْ يَوْمَ عَائِشَةَ وَإِنَّا نُرِيدُ الْخَيْرَ كَمَا تُرِيدُهُ عَائِشَةُ فَمُرِي رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَأْمُرَ النَّاسَ أَنْ يُهْدُوا إِلَيْهِ حَيْثُ مَا كَانَ أَوْ حَيْثُ مَا دَارَ قَالَتْ فَذَكَرَتْ ذَلِكَ أُمُّ سَلَمَةَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ فَأَعْرَضَ عَنِّي فَلَمَّا عَادَ إِلَيَّ ذَكَرْتُ لَهُ ذَاكَ فَأَعْرَضَ عَنِّي فَلَمَّا كَانَ فِي الثَّالِثَةِ ذَكَرْتُ لَهُ فَقَالَ يَا أُمَّ سَلَمَةَ لَا تُؤْذِينِي فِي عَائِشَةَ فَإِنَّهُ وَاللَّهِ مَا نَزَلَ عَلَيَّ الْوَحْيُ وَأَنَا فِي لِحَافِ امْرَأَةٍ مِنْكُنَّ غَيْرِهَا


43.262/3491. Telah bercerita kepada kami 'Abdullah bin 'Abdul Wahhab telah bercerita kepada kami Hammad telah bercerita kepada kami Hisyam dari bapaknya berkata; Orang-orang biasa memilih memberikan hadiah mereka (kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam) saat beliau giliran di rumah 'Aisyah radliallahu 'anha. 'Aisyah radliallahu 'anha berkata; Maka shahabat-shahabatku (para istri Nabi yang lain) berkumpul pada Ummu Salamah dan berkata; Wahai Ummu Salamah, sesungguhnya orang-orang memberikan hadiah kepada beliau shallallahu 'alaihi wasallam saat beliau giliran di rumah 'Aisyah. Dan kami menghendaki kebaikan sebagaimana yang juga 'Aisyah radliallahu 'anha kehendaki. Maka itu mintalah kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam agar beliau memerintahkan orang-orang apabila hendak memberi hadiah kepada beliau agar memberikanya kepada beliau saat beliau berada dimana saja dari giliran belau (di rumah istri-istrinya) . 'Aisyah radliallahu 'anha berkata; Maka Ummu Salamah menyampaikan hal ini kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Ummu Salamah berkata; Beliau menolak berbicara denganku. Dan ketika beliau datang kembali kepadaku, aku sampaikan lagi hal itu namun beliau tetap menolak berbicara. Ketika untuk yang ketiga kalinya aku sampaikan, beliau berkata kepadaku: Wahai Ummu Salamah, janganlah kamu sakiti aku dalam masalah 'Aisyah. Karena demi Allah, tidak ada wahyu yang turun kepadaku saat aku dalam selimut seorang istri diantara kalian kecuali dia ('Aisyah) . (HR.Bukhari No:3491)


Perhatikan kalimat ini:

لَا تُؤْذِينِي فِي عَائِشَةَ فَإِنَّهُ وَاللَّهِ مَا نَزَلَ عَلَيَّ الْوَحْيُ وَأَنَا فِي لِحَافِ امْرَأَةٍ مِنْكُنَّ غَيْرِهَا

“janganlah kamu sakiti aku dalam masalah 'Aisyah. Karena demi Allah, tidak ada wahyu yang turun kepadaku saat aku dalam selimut seorang istri diantara kalian kecuali dia ('Aisyah) “

وَأَنَا فِي لِحَافِ امْرَأَةٍ مِنْكُنَّ غَيْرِهَا (wa ana fii lihaafim roatim mingkum ghoiriha) secara literal bermakna “saat aku dalam selimut seorang istri diantara kalian kecuali dia”, لِحَافِ (lihaaf)  dalam bahasa arab artinya selimut.

Apakah bisa diartikan Jibril menyampaikan wahyu ketika Rasulullah benar-benar berada dalam selimut bersama Aisyah??? Inipun tidak bisa diterjemahkan secara harfiah, kalimat    وَأَنَا فِي ثَوْبِ امْرَأَةٍ إِلَّا عَائِشَةَ danوَأَنَا فِي لِحَافِ  امْرَأَةٍ مِنْكُنَّ غَيْرِهَا

Dimana dikatakan Rasulullah berada dalam tsawb yang dipakaikan Aisyah atau berada dalam selimut itu bukan berarti menerima wahyu tepat ketika dipakaikan tsawb atau sedang di dalam selimut, melainkan pakaian yang dimaksud dalam hal ini adalah kalimat alegori yang bermakna Rasulullah sedang di rumah Aisyah. Konteksnya sama dengan kalimat dalam ayat ini:


أُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ ٱلصِّيَامِ ٱلرَّفَثُ إِلَىٰ نِسَآئِكُمْ ۚ هُنَّ لِبَاسٌۭ لَّكُمْ وَأَنتُمْ لِبَاسٌۭ لَّهُنَّ ۗ

Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka…. (QS.Al-Baqarah:187)

Tentu saja makna pakaian di ayat ini bukan berarti istri benar-benar menjadi pakaian bagi suami begitu pula sebaliknya, sehingga harus dikenakan di tubuh dan dibawa kemana-kemana.

Ibnu Abbas menafsirkan ayat ini:

هُنَّ سَكَنٌ لَكُمْ وَأَنْتُمْ سَكَنٌ لَهُنَّ
Mereka adalah ketenangan bagi kalian dan kalian adalah ketenangan bagi mereka (HR.Al-Hakim Dishahihkan oleh Adz-Dzahaby)

Istri adalah pakaian bagi suami, demikian juga suami pakaian bagi istri. Menunjukkan demikian butuhnya seorang suami terhadap istri dan istri terhadap suaminya. Bagaikan kebutuhan seseorang terhadap pakaiannya Sebagaimana pakaian yang memiliki manfaat menutup aurat dan sebagai pelindung.
Rasulullah juga memberikan bimbingan menikah bagi para pemuda yang mampu karena menikah itu (jika dilakukan dengan berpedoman pada syariat) bisa membuat seseorang menundukkan pandangan dari yang haram dan bisa menjaga kemaluan.

Abdullah Ibnu Mas'ud Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda pada kami: "Wahai segenap para pemuda, barangsiapa di antara kalian telah mampu berkeluarga hendaklah ia menikah, karena ia lebih dapat menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan. Barangsiapa belum mampu, hendaklah berpuasa, sebab ia dapat mengendalikanmu." (HR. Muttafaq 'Alaihi)

Sebagaimana firman Allah subhanahuwata’ala:


وَأَنكِحُوا۟ ٱلْأَيَٰمَىٰ مِنكُمْ وَٱلصَّٰلِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَآئِكُمْ ۚ إِن يَكُونُوا۟ فُقَرَآءَ يُغْنِهِمُ ٱللَّهُ مِن فَضْلِهِۦ ۗ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌۭ

Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS.An-Nur:32)

Perumpamaan "pakaian" itu juga menunjukkan demikian dekatnya hubungan seseorang dengan istrinya. Bagaikan pakaian yang langsung bersentuhan dengan kulitnya (disarikan dari penjelasan Syaikh Ibnu Utsaimin dalam tafsir surat Al-Baqarah)

Didahululan penyebutan : mereka (para istri) adalah pakaian kalian, karena demikian butuhnya seorang lelaki kepada wanita dan kekurangsabaran mereka dalam (nafsu) terhadap wanita, dan biasanya para lelakilah yang terlebih dahulu menyampaikan kebutuhannya, sedangkan para wanita lebih banyak malu dalam urusan itu (Disarikan dari al-Bahrul Muhiith karya Abu Hayyan al-Andalusy)

Dapat disimpulkan hadist ini menceritakan bahwa wahyu tidak diturunkan kepada Rasulullah kecuali beliau sedang berada di rumah Aisyah atau ketika Nabi berada disisi Aisyah karena keutamaan yang dimiliki oleh Aisyah dan keutamaan yang dimiliki oleh ayahnya yaitu Abu Bakar, salah satu sahabat terbaik Rasulullah yang digelari As-Siddiq.

Tsawb adalah model busana yang paling pas untuk daerah beriklim kering. Sebenarnya tidak ada aturan khusus bahwa manusia di Jazirah Arab harus mengenakan busana model tsawb. Tapi mereka mengenakannya karena itu adalah salah satu cara yang paling murah dan efektif untuk memberi perlindungan dari:
1. Paparan sinar ultra violet yang berlebihan,
2. Resiko terkena hipotermia saat malam.

Berikut ini foto bagaimana bentuk tsawb yang saya maksud:


Ternyata tsawb juga dikenakan oleh bani israil termasuk para nabinya, bahkan untuk kethoneth (counterpart tsawb di kebudayaan Judaisme) tidak ada bedanya antara mana yang khusus wanita dan mana yang khusus pria.
[ref : http://www.bible-history.com/isbe/D/DRESS/]

Wallahu'alam bishshowab...
Share this article :

0 comments :

Jika anda menyertakan link dalam komentar,baik itu link hidup maupun link biasa,maka admin akan menghapus komentar anda..

Terima Kasih.

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Hanina Syahidah - All Rights Reserved
Template Modif by Adam Pramuja Published by Raa Pramuja