Home » » MENJAWAB KENAPA ISI ALQUR'AN TIDAK BERURUTAN

MENJAWAB KENAPA ISI ALQUR'AN TIDAK BERURUTAN

Written By Admin On Kamis, 10 Oktober 2013 | 08.28

بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم


Menjawab  Steiner Budiman di Link ini:
https://www.facebook.com/steiner.budiman/posts/528292620575064


Steiner Budiman
10 hours ago
tau ga seh lo.
qoran klaim diri sbage kitab nyang jelas. PENYEMPURNA KITAB2 SEBELOMNYE.

TAPI SUER WALAU DE DIBANTU HADIS TAPI TANPA BANTUAN ALKITAB MAKE QORAN NTU GA JELAS NGOMONG OPO. HA...7X

KARNA APE ?

KARNA ISI QORAN LONCAT2 GA JELAS. HA...7X KISAH NABI JUGA LONCAT2 GA JELAS. HA...7X

YAH HARAP MAKLUM DE KARNA TUHAN ESLAM SI OLO JUGA GA JELAS. HA...7X

MAMAD N JIBRIL UTUSAN OLO JUGA GA JELAS.

SMUA NYANG BERBAU ESLAM JUGA GA JELAS ALIAS KACAU. HA...7X

inilah isi dare alquran yang sebener2nye. ha...7x http://allahswtadalahiblis.blogspot.com/2012/11/inilah-isi-dare-alquran-yang.html

YBU AMEN
Like • • Share

***************************************
Alqur’an memang tidak disusun atas dasar panjang pendeknya surat & bukan pula pada urutan turunnya surat.

Jumhur ulama mengatakan bahwa susunan ayat-ayat didalam Alqur’an adalah pekara tauqifiy yaitu perintah dari Allah dan Rasul-Nya bukan hasil dari ijtihad para sahabat.

Sebagaimana dikatakan, Imam Suyuthi didalam bukunya ”Al-Itqon” bahwa ijma dan berbagai nash menjelaskan bahwa susunan ayat-ayat merupakan perkara tauqifiy yang tidak ada keraguan didalamnya.

Adapun ijma telah dinukil lebih dari seorang, diantaranya Zarkasyi didalam Al Burhan, Abu Ja’far bin Zubeir didalam beberapa ungkapannya,”Susunan ayat-ayat didalam surat-suratnya merupakan perkara tauqifiy (perintah) Rasulullah shalallahu’laihiwassalam yang tidak ada perselisihan dikalangan kaum muslimin
Susunan ayat-ayat dalam Alqur'an memang bukan menurut sejarah turunnya, melainkan atas dasar perintah Allah sama dengan susunann Alqur'an yang di "lauhil mahfudz".

إِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهُ وَقُرْآنَهُ

Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. (QS.Al-Qiamat:17)

فَإِذَا قَرَأْنَاهُ فَاتَّبِعْ قُرْآنَهُ

Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu. (QS.Al-Qiamat:18).

Setelah malaikat Jibril menyampaikan wahyu dari Allah, maka beliau menyuruh nabi Muhammad mengikutinya, selanjutnya nabi Muhammad meminta sahabat-sahabatnya menuliskan ayat yang di dengarnya, sesuai dengan urutan letak surat yang seharusnya:

Imam Ahmad, meriwayatkan bahwa setiap kali turun ayat, Rasulullah shalallahu’alaihiwassalam memerintahkan para penulis wahyu, seraya bersabda "letakkan ayat ini setelah ayat ini di surat ini "( Musnad Imam Ahmad : Jilid:1, hal:57 ). Banyak riwayat yang menegaskan bahwa Rasulullah mengimami shalat, dengan membaca Al-qur'an sebagaimana susunan ayat yang ada. Atas dasar ini ijma' ulama menegaskan bahwa susunan ayat-ayat Al-Qur'an murni dari Allah tanpa campur tangan siapapun. ( lihat Manahilul irfan, lizzurqani : Jilid:1,hal:247 )

Setiap tahun  rasulullah menyetor hafalan Al-Qur'an dari awal sampai akhir  kepada Malaikat Jibril yang menemui Rasulullah di bulan Ramadhan, setoran ini tentu secara berurutan sesuai dengan susunan yang ada

Fatimah berkata Nabi Muhammad memberitahukan kepadaku secara rahasia, Malaikat Jibril hadir membacakan al-Qur’an padaku dan saya membacakannya sekali setahun, hanya tahun ini ia membacakan seluruh isi kandungan al-Qur’an selama dua kali. Saya tidak berpikir lain kecuali, rasanya, masa kematian sudah semakin dekat.? (HR. Bukhari)

Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa nabi Muhammad shalallahu’alaihiwassalam berjumpa dengan malaikat Jibril setiap malam selama bulan Ramadhan hingga akhir bulan, masing-masing membaca al-Qur’an silih berganti. (HR. Bukhari)

Sistem bacaan seperti ini disebut Mu’arada  yaitu malaikat Jibril membaca satu kali dan nabi Muhammad shalallahu’alaihiwassalam mendengarkannya begitu pula sebaliknya. Sistem ini dilakukan secara periodik, inilah yang menunjukan susunan surah dalam Alqur’an sesuai dengan susunan yang Allah kehendaki.

Alqur’an diturunkan berangsur-angsur dan tidak berurutan itu ada hikmahnya, diantaranya:
1. Mengokohkan hati Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Pertanyaan bodoh ala steiner seperti di link di atas, sudah ada sejak jaman Rasulullah:

وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْلَا نُزِّلَ عَلَيْهِ الْقُرْآنُ جُمْلَةً وَاحِدَةً ۚ كَذَٰلِكَ لِنُثَبِّتَ بِهِ فُؤَادَكَ ۖ وَرَتَّلْنَاهُ تَرْتِيلًا

Berkatalah orang-orang yang kafir: "Mengapa Al Quran itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?"; demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacanya secara tartil (teratur dan benar). (QS.Al-Furqan:32)

وَلَا يَأْتُونَكَ بِمَثَلٍ إِلَّا جِئْنَاكَ بِالْحَقِّ وَأَحْسَنَ تَفْسِيرًا

Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) sesuatu yang ganjil, melainkan Kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik penjelasannya. (QS.Al-Furqan:33)

2. Memudahkan untuk dihafal, difahami dan diamalkan
وَقُرْآنًا فَرَقْنَاهُ لِتَقْرَأَهُ عَلَى النَّاسِ عَلَىٰ مُكْثٍ وَنَزَّلْنَاهُ تَنْزِيلًا

 Dan Al Qur’an itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian. (QS.Al-Israa’:106)

3.Disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan umat ketika itu sehingga lebih mudah diterima dan memberikan solusi.
 Contoh ayat tentang ‘ifk (berita dusta yang disebarkan sebagian orang tentang Aisyah radhiyallahu ‘anha) dan li’an. Alqur’an diturunkan kepada Rasulullah secara berangsur-angsur sesuai dengan sebab kejadiannya.  Misalnya ayat tentang tuduhan Ummul Mukminin, Aisyah radiallahu'anha pernah difitnah berselingkuh dengan salah seorang sahabat.
Fitnah itu sempat mengubah sikap Rasulullah Shalallahu’alaihiwassalam kepada Aisyah hingga turunlah surat An-Nur ayat 11-26 yang menyatakan Aisyah terbebas dari tuduhan selingkuh.

Nah apa jadinya jika ayat yang Allah turunkan harus benar-benar didikte berurutan bukan sesuai dengan konteks yang tengah terjadi ketika itu? Yang dibutuhkan ummat ketika itu adalah klarifikasi tuduhan Aisyah berzinah tapi gimana kalau yang muncul adalah ayat tentang perintah sholat jum’at bagi laki-laki, lah itu namanya ga nyambung. Itulah sebabnya Alqur’an lebih melekat dihati umat muslim. Dia adalah obat yang pas dan tepat waktu. Alqur’an adalah kitab yang komunikatif, mudah diterima dan sesuai dengan kebutuhan, gimana kalau anda lapar? Akan lucunya jadinya jika ada yang memberi anda bantal untuk mengobati rasa lapar bukan memberikan makanan.


4. Penetapan syariat secara bertahap sampai kepada tingkatan yang sempurna.
Seperti ayat-ayat tentang haramnya khamr, dimana manusia pada masa itu hidup dengan khamr dan terbiasa dengan hal tersebut, sehingga sulit jika mereka diperintahkan secara spontan meninggalkannya secara total

a. Tahap membentuk kesiapan jiwa-jiwa manusia untuk pada akhirnya mau menerima pengharaman khamr, di mana akal menuntut untuk tidak membiasakan diri dengan sesuatu yang dosanya lebih besar daripada manfaatnya.

يَسْأَلُونَكَ عَنِ الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ ۖ قُلْ فِيهِمَا إِثْمٌ كَبِيرٌ وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ وَإِثْمُهُمَا أَكْبَرُ مِنْ نَفْعِهِمَا ۗ وَيَسْأَلُونَكَ مَاذَا يُنْفِقُونَ قُلِ الْعَفْوَ ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمُ الْآيَاتِ لَعَلَّكُمْ تَتَفَكَّرُونَ

Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: “Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfa’at bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfa’atnya”. Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: ” Yang lebih dari keperluan.” Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir. (QS.Al-Baqarah:219)

b. Tahap perintah untuk membiasakan meninggalkan khamr pada keadaan-keadaan tertentu yaitu waktu shalat.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَقْرَبُوا الصَّلَاةَ وَأَنْتُمْ سُكَارَىٰ حَتَّىٰ تَعْلَمُوا مَا تَقُولُونَ وَلَا جُنُبًا إِلَّا عَابِرِي سَبِيلٍ حَتَّىٰ تَغْتَسِلُوا ۚ وَإِنْ كُنْتُمْ مَرْضَىٰ أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَفُوًّا غَفُورًا

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam keadaan junub , terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi. Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci). sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pema’af lagi Maha Pengampun. (QS.An-Nissa’:43)

c. Tahap larangan tegas meminum khamr dalam semua keadaan

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْأَنْصَابُ وَالْأَزْلَامُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. (QS.Al-Maidah:90)

إِنَّمَا يُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ فِي الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَعَنِ الصَّلَاةِ ۖ فَهَلْ أَنْتُمْ مُنْتَهُونَ

Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu). (QS.Al-Maidah:91)

Nah apa jadinya jika Alqur’an diturunkan tidak mempedulikan kesiapan umatnya dalam menerima sebuah perintah di tengah masyarakat jahiliyah yang akrab dengan maksiat, apa iya mereka mau menerimanya, jika misalnya penerapan aturan syariat adalah aturan kaku yang dicekoki paksa?. Apalagi jika Alqur’an diharuskan turun persurat yang isinya harus ayat-ayat tentang bab tertentu yang tidak nyambung dengan konteks kehidupan ketika itu, risalah Islam tidak akan diterima dengan baik.

Orang yang menganggap Alqur’an itu isinya sembrawut karena tidak berurutan adalah orang yang tidak mengerti tentang keharmonisan dan keindahan makna ayat-ayat di dalamnya, sama halnya orang ini mengatakan bahwa bumi yang terdiri dari paduan gunung, laut, sungai dan tumbuh-tumbuhan hijau bukan suatu keharmonisan dan keindahan ciptaan Tuhan tapi sebuah bentuk kesemrawutan, seharusnya gunung dikumpulkan dengan gunung dibelahan bumi mana gitu, tumbuhan hanya boleh hidup ditempat tertentu saja, jangan sampe ada air yang mengalir di dekat tumbuhan, lah gimana tumbuhan bisa hidup? lalu bagaimana hewan herbivora bisa makan jika hewanpun punya tempat khusus tidak boleh berdekatan dengan tumbuhan? bagaimana ekosistem bumi ini bisa berjalan jika demikian?? Orang seperti ini pikirannya sangat dangkal, sehingga tidak memahami hikmah yang ada di dalam ayat-ayat Alqur’an.

Jangankan di ayat yang berbeda, dalam satu ayat yang samapun kadang berisi hal-hal yang kalau dipikir dengan otak ala Steiner, kayaknya kok ga nyambung ya? Padahal bagi yang berotak waras akan merasakan kebenaran dan keindahan maknanya, sebagai contoh Al-Maidah:3, dalam ayat ini setiap kalimatnya tidak turun secara bersamaan tetapi perparagraf, dan sebenarnya ada korelasi jelas dan bermakna dari setiap paragraph tsb. Kok aneh dalam satu ayat isinya gado-gado, ada tentang mengharamkan makanan dan mengundi nasib, terus lari ke masalah larangan takut kepada kafir eh lompat lagi ke masalah penyempurnaan agama dan lari lagi ke topik makanan. Sepintas memang kelihatan awut-awutan tapi cobalah kita perhatikan dengan pikiran jernih akan ada korelasi yang sangat indah

Paraghraf 1

حُرِّمَتْ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةُ وَالدَّمُ وَلَحْمُ الْخِنْزِيرِ وَمَا أُهِلَّ لِغَيْرِ اللَّهِ بِهِ وَالْمُنْخَنِقَةُ وَالْمَوْقُوذَةُ وَالْمُتَرَدِّيَةُ وَالنَّطِيحَةُ وَمَا أَكَلَ السَّبُعُ إِلَّا مَا ذَكَّيْتُمْ وَمَا ذُبِحَ عَلَى النُّصُبِ وَأَنْ تَسْتَقْسِمُوا بِالْأَزْلَامِ ۚ ذَٰلِكُمْ فِسْقٌ

Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan.

==> menjelaskan bahwa Rasulullah diutus untuk memperbaiki akhlak manusia ketika itu yang terbiasa memakan bangkai, mencekik hewan untuk dimakan supaya nikmat karena ada darahnya, dan mengundi nasib

Paraghraf 2
الْيَوْمَ يَئِسَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ دِينِكُمْ فَلَا تَخْشَوْهُمْ وَاخْشَوْنِ ۚ

Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku

==> misi Rasulullah dihalang-halangi oleh kafir, lalu Allah memberikan kemenangan atas Rasulullah sehingga orang-orang kafir berputus asa untuk menghalanginya

ke dua paraghraf ini turun terlebih dahulu disesuaikan dengan konteks kehidupan pada masa itu.

Paraghraf 3

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا

Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.

==> ini ayat yang terakhir turun dalam sejarah turunnya ayat Alqur’an tepat sebagai bentuk penyempurnaan agama Allah setelah kemenangan Islam, pas banget kan sesuai antara bunyi ayatnya dan waktu turunnya

Paraghraf 4

فَمَنِ اضْطُرَّ فِي مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ لِإِثْمٍ ۙ فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ

Maka barangsiapa terpaksa, karena kelaparan, tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya, Allah Maha Pengampun, lagi Maha Penyayang.

==>  bagian ini menjelaskan syariat Islam yang sempurna seperti dalam paragraph sebelumnya bukanlah aturan kaku, disini ada rukhshah (keringanan) dalam keadaan terpaksa dan genting (jika tidak makan itu bisa mati kelaparan dan itu satu-satunya obat untuk suatu penyakit, tak ada pilihan lain) maka diperbolehkan untuk memakan yang diharamkan, karena Allah Ar-rahman ar-rahim.

Jadi siapa bilang isinya ga nyambung? Nah itulah indahnya ayat-ayat Alqur'an akan bisa dimengerti oleh orang-orang yang berpikir ^_^

كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمُ الْآيَاتِ لَعَلَّكُمْ تَتَفَكَّرُونَ

".....Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir" (QS.Al-Baqarah:219)

Alquran adalah firman Allah yang berisi wa’ad, wa’id, kisah, pengajaran, amaran, larangan, ilmu pengetahuan dan lain-lain, yang ditulis berangsur-angsur ketika Rasulullah masih hidup, tentu saja tidak bisa disamakan dengan Bible yang mirip dengan otobiografinya Yesus, yang pasal pertama berisi silsilah yesus, selanjutnya kelahiran yesus, dakwah yesus, peng-uber-an yesus, dan kematian yesus. Injil-injil kanonik ditulis sekitar 40 tahun setelah “peristiwa” Yesus itu sendiri dan salah satu penulisnya mengakui bahwa injil yang dia tulis adalah hasil dengar-dengar cerita orang yang dia bukukan menjadikan sebuah “kitab”

Lukas 1
1 Teofilus yang mulia, Banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara kita,
2 seperti yang disampaikan kepada kita oleh mereka, yang dari semula adalah saksi mata dan pelayan Firman.
3 Karena itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu

Masih banggakah dengan kitab yang katanya rapi dan berurutan ternyata cuma kumpulan dongeng & gossip hasil dengar-dengar cerita orang?

Kenapa suatu surat tidak berisi tentang kisah atau ajaran yang khusus?? Disitulah letak perbedaan kitab yang benar-benar berasal dari Allah dan yang ada campur tangan manusia, justru kalau sudah dikelompok-kelompokan ala Bible yang katanya biar lebih mudah difahami dan dipelajari disanalah terlihat bahwa penulisannya mengikuti keinginan manusia yang mau mudahnya saja. Alqur’an yang katanya tidak beraturan dan awut-awutan ternyata malah jauh lebih mudah dipahami dan dihafal ketimbang yang susunannya beraturan, hafidz qur’an banyak, hafidz bible ada ga?, Alqur’an yang isinya ga beraturan harusnya lebih mudah diselipkan ayat-ayat palsu, tapi faktanya ayat-ayat Alqur’an tetap terjaga, malah Bible yang katanya super teratur itu banyak ayat sisipannya, bukti Markus 9:44 & 46 adalah ayat sisipan yang sebenarnya tidak ada dalam naskah codex sinaiticus.


Saya hanya mau membuktikan apa iya Bible itu layak dikatakan sebagai kitab suci yang berasal dari Tuhan, coba Steiner jelaskan kebenaran ayat ini secara ilmiah, benarkah belalang itu berkaki 4?? Setau saya kaki belalang ada 6, itu yang salah siapa? Tuhannya Alkitab, penulis alkitab, atau roh kudus yang lagi mabok :D , jika bible adalah kitab suci yang berasal dari Tuhan, apa mungkin Tuhan tidak tahu jumlah kaki belalang ciptaan-Nya ada 6 bukan 4?

Imamat 11
20 Segala binatang yang merayap dan bersayap dan berjalan dengan keempat kakinya adalah kejijikan bagimu.
21 Tetapi inilah yang boleh kamu makan dari segala binatang yang merayap dan bersayap dan yang berjalan dengan keempat kakinya, yaitu yang mempunyai paha di sebelah atas kakinya untuk melompat di atas tanah.
 22 Inilah yang boleh kamu makan dari antaranya: belalang-belalang menurut jenisnya, yaitu belalang-belalang gambar menurut jenisnya, belalang-belalang kunyit menurut jenisnya, dan belalang-belalang padi menurut jenisnya.
23 Selainnya segala binatang yang merayap dan bersayap dan yang berkaki empat adalah kejijikan bagimu.

Jika anda tidak bisa membuktikan kebenaran ayat ini maka anda tidak layak mencemooh Alqur’an, karena Bible yang Anda yakini tidak pantas dianggap firman Tuhan. Urusi dulu kebobrokan Bible Anda agar tidak jadi orang munafik yang gemar mencari selumbar  di mata orang lain tapi tidak sadar dengan balok bercokol di mata sendiri.

Matius 7
1 Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi.
 2 Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.
 3 Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?
 4 Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu.
5 Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."

wallahu'alam bishshowab...


Share this article :

0 comments :

Jika anda menyertakan link dalam komentar,baik itu link hidup maupun link biasa,maka admin akan menghapus komentar anda..

Terima Kasih.

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Hanina Syahidah - All Rights Reserved
Template Modif by Adam Pramuja Published by Raa Pramuja