Steiner Budiman 15 hours ago
tau ga seh lo.
si olo lagi nyari kredit/pinjeman.
57. Al Hadiid
18. Sesungguhnya orang-orang yang membenarkan (Allah dan Rasul- Nya)
baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang
baik, niscaya akan dilipatgandakan (pembayarannya) kepada mereka; dan bagi
mereka pahala yang banyak.
“Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik
(menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipatgandakan
pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan
melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan” (QS. Al Baqarah: 245)
OLO NGAKU2 TUHAN YANG MAHA KAYA. TERNYATE CUMA SETAN KREDIT DOANG.
HA...7X
MAKENYE MURTAD AJE NYOK. KARNA OLO JELAS TUHAN PALSU LAH. HA...7X
Blognya steiner (ga perlu di klik, isinya Cuma ketawa HA7x ga lebih ga
kurang trus hujatan ga mutu)
YBU AMEN
***************************************************
TANGGAPAN SAYA:
Sebenarnya saya selalu ingin ketawa kalau ketemu umat Kristen yang satu
ini, karena dia sangat getol mengajak orang murtad dari Islam, menjual Blog
sampahnya yang norak abis, lengkap dengan bahasanya yang kasar dan tidak
berpendidikan, lah siapa yang mau tertarik sama agama yang dijualnya kalau
akhlak penjualnya kayak gini, sama aja kayak menyuruh orang panuan jual obat
anti jamur, yah siapa yang mau beli :D
Walaupun ini topik yang tidak terlalu berbobot tapi kayaknya cukup
menarik
Ayat yang dipermasalahkan:
إِنَّ ٱلْمُصَّدِّقِينَ وَٱلْمُصَّدِّقَٰتِ وَأَقْرَضُوا۟ ٱللَّهَ قَرْضًا
حَسَنًا يُضَٰعَفُ لَهُمْ وَلَهُمْ أَجْرٌ كَرِيمٌ
Sesungguhnya orang-orang yang membenarkan (Allah dan Rasul-Nya) baik
laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik,
niscaya akan dilipatgandakan (pembayarannya) kepada mereka; dan bagi mereka
pahala yang banyak. (QS.Al-Hadid:18)
Senada dengan ayat yang dipermasalahkan satu lagi yaitu:
مَّن ذَا ٱلَّذِى يُقْرِضُ ٱللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَٰعِفَهُۥ لَهُۥٓ
أَضْعَافًا كَثِيرَةً ۚ وَٱللَّهُ يَقْبِضُ وَيَبْصُۜطُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik
(menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan meperlipat gandakan
pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan
melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan. (QS.Al-Baqarah:245)
Kalimat ٱللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا (memberi pinjaman kepada Allah) tidak
bermakna harfiah benar-benar meminjamkan Allah sejumlah uang atau barang,
sungguh ini pikiran yang sangat lucu dan konyol, bagaimana bisa Tuhan Pemilik
semesta alam harus meminjam sesuatu pada
makhluk-Nya padahal Dia-lah yang memiliki alam semesta beserta isinya,
bagaimana pula cara kita harus memberi pinjaman pada-Nya jika sosok-Nya terlalu Agung untuk bisa dideteksi dengan panca indera manusia yang sangat
terbatas?? Dan buat apa dia pinjaman itu toh Allah sudah memiliki semuanya,
apapun dapat diambilnya kapan saja seperti dalam Firman-Nya:
ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلْحَىُّ ٱلْقَيُّومُ ۚ لَا تَأْخُذُهُۥ
سِنَةٌۭ وَلَا نَوْمٌۭ ۚ لَّهُۥ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۗ مَن ذَا
ٱلَّذِى يَشْفَعُ عِندَهُۥٓ إِلَّا بِإِذْنِهِۦ ۚ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ
وَمَا خَلْفَهُمْ ۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَىْءٍۢ مِّنْ عِلْمِهِۦٓ إِلَّا بِمَا شَآءَ
ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ ۖ وَلَا يَـُٔودُهُۥ حِفْظُهُمَا
ۚ وَهُوَ ٱلْعَلِىُّ ٱلْعَظِيمُ
Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup
kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak
tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi
syafa`at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan
mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu
Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi.
Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi
Maha Besar. (QS.Al-Baqarah:255)
Memberi pinjaman kepada Allah yang dimaksud dalam ayat 2 ayat yang
dipersalahkan Steiner sama sekali tidak bisa kita artikan secara harfiah tapi
harus dengan logika yang waras.
Para mufassir menjelaskan bahwa memberi pinjaman kepada Allah yang
dimaksud adalah shadaqah atau berinfak di jalan Allah, Allah mengistilahkan
Shadaqah dengan pinjaman, apapun yang dikeluarkan untuk shadaqah ini sebenarnya
tidak hilang, tetapi disimpan dalam catatan Allah, yang nanti akan dikembalikan
dalam berlipat ganda. Walaupun diistilahkan dengan memberi pinjaman pada Allah
namun yang menerima shadaqah kita adalah orang yang membutuhkan bukan Allah itu
sendiri misalnya fakir miskin dan anak yatim piatu.
Allah mengumpamakan demikian, menurut Wahbah al-Zuhaili dalam kitab
al-Tafsîr al-Munîr fî al-Manhaj wa al-‘Aqîdah wa al-Syarî’ah, adalah untuk
memotivasi manusia agar berinfak di jalan-Nya. Selain itu, Allah
Sunbhanahuwata’ala juga memotivasi manusia untuk berinfak dengan menjanjikan
pahala berlipat ganda yang kelipatannya tidak ada yang mengetahui kecuali Dia
semata.
Selanjutnya Al-Zuhaili, Mutawalli al-Sya’rawi (w. 1418 H) menjelaskan
dalam kitab Tafsîr Al-Sya’râwî bahwa mengapa infak diumpamakan dengan
memberikan pinjaman, adalah karena meminjamkan termasuk aktivitas yang sulit
dilakukan manusia. Dengan demikian, melalui ayat ini, Allah Subhanahuwata’ala
ingin menjelaskan bahwa infak sebenarnya berat dilakukan manusia sebagaimana
beratnya manusia ketika akan meminjamkan sesuatu kepada orang lain. Meski
begitu, melalui ayat ini, Allah juga menjelaskan betapa besar pahala yang akan
didapat oleh manusia yang berinfak. Sebab, semakin besar kesulitan suatu amal
semakin besar pula pahalanya.
Beberapa ulama mengatakan QS.Al-Baqarah:245 merupakan Asbabun Nuzul
(sebab turunnya ayat) surat Al Baqarah:
261 atau bisa juga sebaliknya QS.Al-Baqarah:261 merupakan Asbabun Nuzul
QS.Al-Baqarah:245
Penjelasannya sebagai berikut:
1. Setelah Ayat Al Baqarah: 245 turunlah ayat Al Baqarah 261
Menginfakkan harta di jalan Allah Subhanahuwata’ala. DIIBARATKAN
SEPERTI MEMBERI PINJAMAN.
Umar radiallahu’anhu berkata bahwa yang dimaksud dengan memberi
pinjaman kepada Allah Subhanahuwata’ala adalah menginfakkan harta di jalan
Allah.
Ibnu Mas’ud radiallahu’anhu berkata, “Ketika ayat Al Baqarah: 245
turun, Abu Dandah al-Anshariradiallahu’anhu. datang kepada Rasulullah
shalallahu’alaihiwassalam dan bertanya kepada beliau, Wahai. Rasulullah, apakah
Allah subhanahuwata’ala meminjam dari kami?’ Rasulullah
shalallahu’alaihiwassalam menjawab, `Benar.’ Kemudian Abu Dandah
radiallahu’anhu. berkata, `Ulurkanlah tangan engkau yang mulia itu wahai
Rasulullah untuk saya pegang (agar dapat berbai’at kepada beliau).’ Maka
Rasulullah. shalallahu’alaihiwassalam mengulurkan tangan beliau dan Abu Dandah
radiallahu’anhu memegang tangan Rasulullah shalallahu’alaihiwassalam sebagai
lambang perjanjian, dan ia berkata, `Wahai Rasulullah, saya telah meminjamkan
kebun saya kepada Allah.’ Di kebun Abu Dandah radiallahu’anhu tersebut terdapat
enam ratus pohon kurma, dan di kebun itulah istri dan anak-anaknya bertempat
tinggal. Setelah itu, ia pun menuju ke kebunnya, dan setelah memanggil istrinya
(Ummu Dandah r.ha.), ia berkata, ‘Mari kita keluar dari kebun ini, karena saya
telah memberikan kebun ini kepada Rabb saya.’” Dalam hadits yang lain, Abu
Hurairah radiallahu’anhu berkata, “Kemudian Rasulullah
shalallahu’alaihiwassalam. membagi-bagikan kebun tersebut untuk beberapa anak
yatim.” Dalam sebuah hadits diterangkan bahwa ketika ayat di bawah ini
diturunkan:
مَن جَآءَ بِٱلْحَسَنَةِ فَلَهُۥ عَشْرُ أَمْثَالِهَا ۖ وَمَن جَآءَ بِٱلسَّيِّئَةِ
فَلَا يُجْزَىٰٓ إِلَّا مِثْلَهَا وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ
Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) SEPULUH KALI
LIPAT AMALNYA; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak
diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka
sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan). (QS Al An’am : 160)
Maka Rasulullah shalallahu’alaihiwassalam. berdoa, “Ya Allah,
LEBIHKANLAH PAHALA BAGI UMATKU LEBIH BANYAK LAGI.” Kemudian turunlah ayat
berikut ini:
مَّن ذَا ٱلَّذِى يُقْرِضُ ٱللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَٰعِفَهُۥ لَهُۥٓ
أَضْعَافًا كَثِيرَةً ۚ وَٱللَّهُ يَقْبِضُ وَيَبْصُۜطُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik
(menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan meperlipat gandakan
pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan
melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan. (QS.Al-Baqarah:245)
Kemudian Rasulullah
shalallahu’alaihiwassalam berdoa lagi, “Ya Allah, TAMBAHKAN PAHALA
UMATKU.” Maka turunlah ayat Al Baqarah: 261
مَّثَلُ ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَٰلَهُمْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ كَمَثَلِ
حَبَّةٍ أَنۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِى كُلِّ سُنۢبُلَةٍۢ مِّا۟ئَةُ حَبَّةٍۢ ۗ وَٱللَّهُ
يُضَٰعِفُ لِمَن يَشَآءُ ۗ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan
hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan
tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan
(ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya)
lagi Maha Mengetahui. (QS.Al-Baqarah:261)
Kemudian Rasulullah shalallahu’alaihiwassalam. berdoa lagi, “Ya Allah,
TAMBAHKANLAH LAGI PAHALA UNTUK UMATKU” Terhadap doa Nabi shalallahu’alaihiwassalam.
tersebut, maka turunlah ayat berikut ini:
قُلْ يَٰعِبَادِ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ رَبَّكُمْ ۚ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا۟
فِى هَٰذِهِ ٱلدُّنْيَا حَسَنَةٌۭ ۗ وَأَرْضُ ٱللَّهِ وَٰسِعَةٌ ۗ إِنَّمَا يُوَفَّى
ٱلصَّٰبِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍۢ
Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. Bertakwalah kepada
Tuhanmu". Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan.
Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah
Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. (QS.Az-Zumar:10)
2. Setelah Ayat Al Baqarah: 261
turunlah ayat Al Baqarah 245
Ibnu Umar ra berkata, :Saat Al baqarah:261 diturunkan , seketika
Rasulullah shalallahu’alaihiwassalam berdoa, “ Ya Allah, TAMBAHKANLAH PAHALA
dan kebaikanyang berlipat Ganda pada umatku” atad doa Rasulullah saw itu Allah
menurunkan menurunkan ayat Al Baqarah: 245 (Hadits sahih, riwayat Hibban, Ibnu
Abi Hatim, dan Ibnu Mardawaih)
Sebenarnya kalau saja Steiner mau bercermin ayat Alkitabpun ada yang
serupa dengan kedua ayat yang dia permasalahkan, Tuhan dalam Bible juga
membutuhkan pinjaman??? Mau bukti??
Amsal 19:17
Amsal 19:17
TB: Siapa
menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, MEMIUTANGI TUHAN, yang akan
membalas perbuatannya itu.
BIS: Menolong
orang miskin sama seperti MEMBERI PINJAMAN KEPADA TUHAN; nanti TUHAN juga yang
akan membalasnya.
KJV with Strong's
He that hath pity upon the poor lendeth unto the LORD and that which he hath given will he pay him again
He that hath pity upon the poor lendeth unto the LORD and that which he hath given will he pay him again
mal·wêh =
|
מַלְוֵ֣ה =
|
Lends = meminjamkan
|
Yah·weh
=
|
יְ֭הוָה =
|
to the LORD = kepada Tuhan
|
Nah jika mau memakai standar pikir yang sama dengan Steiner. Tuhan didalam Bible tidak Maha Kaya, dia cuma Tukang kredit, yuk jadi mualaf !!! Senyum itu sehat nak Steiner ^_^
Masih mending kalau sekedar minjam, di dalam Bible Yesus malah melakukan hal yang lebih memalukan, Yesus yang dianggap Tuhan ternyata tidak bisa menciptakan keledai malah menyuruh muridnya mencuri keledai berdasarkan ayat: Lukas 19:29-35, baca juga Matius 21 dan Markus 11. Kalau di Lukas 19 diceritakan hanya satu ekor tapi di dalam Matius diceritakan yang dicuri adalah 2 ekor keledai yaitu induk & anak keledai.
Analisis ini kasus pencurian terlihat jelas di bagian ini:
Lukas 19
30 dengan pesan: "Pergilah ke kampung yang di depanmu itu: Pada waktu kamu masuk di situ, kamu akan mendapati seekor keledai muda tertambat, yang belum pernah ditunggangi orang. Lepaskanlah keledai itu dan bawalah ke mari.
31 DAN JIKA ADA ORANG bertanya kepadamu: Mengapa kamu melepaskannya? jawablah begini: Tuhan memerlukannya."
Di ayat 30 Yesus hanya menyuruh mengambil keledai yang tertambat tanpa ada perintah minta ijin pada yang punya, itu namanya apa kalau bukan mencuri?
Di ayat 31 ada kalimat “Dan jika ada orang” berarti kalau tidak orang keledai itu langsung di ambil, nah Yesus mengantisipasi kalau sekiranya ada yang punya datang, bilang tuhan yang butuh agar bisa dikasih dengan sukarela.
Buat steiner, saya kasih ayat Bible favorite saya, lain kali urusi dulu kebobrokan agama anda sebelum anda mengurusi agama saya, agar anda tidak tergolong orang yang munafik, mencari selumbar di mata orang tapi tidak sadar dengan balok di mata sendiri.
Matius 7
1 Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi.
2 Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.
3 Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?
4 Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu.
5 Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."
Wallahu’alam bishshowab
0 comments :
Jika anda menyertakan link dalam komentar,baik itu link hidup maupun link biasa,maka admin akan menghapus komentar anda..
Terima Kasih.