بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
Kali ini saya membahas tentang hadist yang sering dianggap konyol
oleh kaum kafir yaitu hadist tentang membunuh cicak, mereka mengejek
Islam adalah agama yang aneh kenapa membunuh binatang kecil tidak
bersalah itu, bahkan lebih konyolnya lagi ada Muhammad Cakil, yang
ngakunya murtadin (halaaah paling juga Kristen dari orok) bilang itu
karena dendam nabi Muhammad kepada cicak yang sudah menyebabkan giginya
ompong, benarkah demikian? Mari kita telaah secara seksama dimana letak
kebodohan cakil ini.
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=573264009375293&set=a.105187696182929.4905.100000750963537&type=1
Cakil wrote:
CICAK MEMBUAT MUHAMMAD "OMPONG"
DENDAM MUHAMMAD PADA CICAK DAN PAHALA BESAR DLM MEMBUNUH CICAK
Pada
wakrtu Muhammad keturunan kaum quraish penyembah Behala Hirah ke
madinah, ia dan Abu bakar di kejar2 oleh kaum Quraisy yaitu kaumnya sndr
untuk di bunuh, akhirnya Muhammad dan Abu bakar bersembunyi di Gua, ktk
kafir quraisy sampai di dekat Gua mereka mencari cari dan akhirnya
mereka mengamati salah satu gua tp ceritanya ada laba laba yg berjasa
dimana Setelah Muhammad dan Abu bakar masuk laba laba itu langsung
menutup pintu gua dengan jaringnya tetapi sialnya sang cicak bersuara
sehingga salah seorang dr kum quraisy melemparkan sebuah batu ke dalam
gua hingga akhirnya mengenai mulut muhammad hingga akhirnya GIGI
MUHAMMAD TERLEPAS DUA ALIAS OMPONG. Dan akhirnya suara cicak itu di
anggap memberitahukan persembunyian Muhammad.
Oleh karena itu membunuh cicak berpahala besar.
Dalam
pandanga muslim umumnya shalat sendiri/ tdk berjamaah 1 pahalanya dan
kalau berjamaah 27 pahalanya. Tapi membunuh cicak 100 pahalanya
Membunuh
cicak atau tokek bagi umat muslim ganjaranya 100x lipat jika sekali
pukul mati, 75xlipat untuk 2 pukulan, 50xlipat untuk 3 pukulan dan
seterusnya.
“Siapa yang membunuh cicak pada pukulan
pertama, maka mendapat sekian pahalanya, dan membunuh dalam pukulan yang
kedua maka mendapat sekian pahalanya kurang dari yang pertama, dan
siapa yang membunuh cicak dalam pukulan ketiga, maka mendapat sekian
pahalanya kurang dari yang kedua.” (Shahih Muslim Hadits No.2240).
Demi reputasi muhammad muncul jg cerita kosong lain di kalangan Muslim
dimana cicak dianggap membantu kafir
Riwayat
awalnya sebagaimana dijelaskan bahawa disaat Ibrahim dilemparkan ke api
namrud, maka semua hewan berusaha memadamkan api Ibrahim AS itu,
kecuali cicak.
Dari Ummu Syarik radhiallahu ‘anha; Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk membunuh cicak. Beliau
menyatakan, “Dahulu, cicak yang meniup dan memperbesar api yang
membakar Ibrahim.” (HR. Muttafaq ‘alaih).
Al-Munawi
mengatakan, “Allah memerintahkan untuk membunuh cicak karena cicak
memiliki sifat yang jelek, sementara dulu, dia meniup api Ibrahim
sehingga (api itu) menjadi besar.” (Faidhul Qadir, 6:193)
SLIM BERBURU CICAK YUK
**************************************************
Hadist terkait tentang ini adalah:
عن عامر بن سعد، عن أبيه؛ أن النبي صلى الله عليه وسلم أمر بقتل الوزغ. وسماه فويسقا.
Dari ‘Aamir bin Sa’d, dari ayahnya : Bahwasannya Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan membunuh Al-wazagh, dan beliau menamakannya binatang fasiq” (HR.Muslim no. 2238, Abu Daawud no. 5262, Ibnu Hibbaan no. 5635, dan yang lainnya).
Membunuh Al-wazagh mendapat 100 pahala kebaikan.
حَدَّثَنَا
يَحْيَى بْنُ يَحْيَى أَخْبَرَنَا خَالِدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ
سُهَيْلٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ قَتَلَ وَزَغَةً فِي أَوَّلِ
ضَرْبَةٍ فَلَهُ كَذَا وَكَذَا حَسَنَةً وَمَنْ قَتَلَهَا فِي الضَّرْبَةِ
الثَّانِيَةِ فَلَهُ كَذَا وَكَذَا حَسَنَةً لِدُونِ الْأُولَى وَإِنْ
قَتَلَهَا فِي الضَّرْبَةِ الثَّالِثَةِ فَلَهُ كَذَا وَكَذَا حَسَنَةً
لِدُونِ الثَّانِيَةِ حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا أَبُو
عَوَانَةَ حَدَّثَنِي زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الصَّبَّاحِ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ يَعْنِي
ابْنَ زَكَرِيَّاءَ حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ
سُفْيَانَ كُلُّهُمْ عَنْ سُهَيْلٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمَعْنَى حَدِيثِ
خَالِدٍ عَنْ سُهَيْلٍ إِلَّا جَرِيرًا وَحْدَهُ فَإِنَّ فِي حَدِيثِهِ
مَنْ قَتَلَ وَزَغًا فِي أَوَّلِ ضَرْبَةٍ كُتِبَتْ لَهُ مِائَةُ حَسَنَةٍ
وَفِي الثَّانِيَةِ دُونَ ذَلِكَ وَفِي الثَّالِثَةِ دُونَ ذَلِكَ و
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الصَّبَّاحِ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ يَعْنِي
ابْنَ زَكَرِيَّاءَ عَنْ سُهَيْلٍ حَدَّثَتْنِي أُخْتِي عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ
قَالَ فِي أَوَّلِ ضَرْبَةٍ سَبْعِينَ حَسَنَةً
Dan telah
menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya; Telah mengkhabarkan kepada
kami Khalid bin 'Abdullah dari Suhail dari Bapanya dari Abu Hurairah dia
berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barang
siapa yang membunuh wazagh (وَزَغَةً)
satu kali pukul, maka dituliskan baginya pahala sebanyak begini dan
begini kebaikan. Dan barang siapa yang membunuhnya dua kali pukul, maka
dituliskan baginya pahala sebanyak begini dan begini kebaikan berkurang
dari pukulan pertama. Dan siapa yang membunuhnya tiga kali pukul, maka
pahalanya kurang lagi dari itu." Dan telah menceritakan kepada kami
Qutaibah bin Sa'id; Telah menceritakan kepada kami Abu 'Awanah; Demikian
juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakan kepadaku
Zuhair bin Harb; Telah menceritakan kepada kami Jarir; Demikian juga
diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin Ash Shabbah; Telah menceritakan kepada kami Isma'il iaitu
Ibnu Zakaria; Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah
menceritakan kepada kami Abu Kuraib; Telah menceritakan kepada kami
Waki' dari Sufyan seluruhnya dari Suhail dari Bapaknya dari Abu Hurairah
dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang semakna dengan Hadis Khalid
dari Suhail. Kecuali Jarir dia mengatakan di dalam Hadisnya; 'Barang
siapa yang membunuh cicak sekali pukul, maka dituliskan baginya pahala
seratus kebaikan, dan barang siapa memukulnya lagi, maka baginya pahala
yang kurang dari pahala pertama. Dan barang siapa memukulnya lagi, maka
baginya pahala lebih kurang dari yang kedua. Dan telah menceritakan
kepada kami Muhammad bin Ash Shabbah; Telah menceritakan kepada kami
Isma'il iaitu Ibnu Zakaria dari Suhail; Telah menceritakan kepadaku
Saudara perempuanku dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam bahawa beliau bersabda: 'Pada pukulan pertama terdapat tujuh
puluh kebaikan.'(HR.Muslim)
Dalam hadist ini tidak ada diceritakan nabi Muhammad giginya ompong gara-gara cicak, satu penipuan cakil terbongkar.
Tentang kisah nabi Ibrahim:
عَنْ
أُمِّ شَرِيكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَ بِقَتْلِ الْوَزَغِ وَقَالَ كَانَ
يَنْفُخُ عَلَى إِبْرَاهِيمَ عَلَيْهِ السَّلَام
Dari Ummu Syarik radiallahu 'anha bahawa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan untuk membunuh Al-wazagh. Dan Beliau bersabda: "Dahulu Al-wazagh ikut membantu meniup api (untuk membakar) Ibrahim 'Alaihissalam." (HR.Bukhari)
Saya tidak menemukan tentang cicak dalam Alqur’an yang ada hanya Qishashul Anbiya’ ibrahim yang dilontarkan ke dalam api:
قَالُوا۟ ٱبْنُوا۟ لَهُۥ بُنْيَٰنًۭا فَأَلْقُوهُ فِى ٱلْجَحِيمِ
Mereka berkata: "Dirikanlah suatu bangunan untuk (membakar) Ibrahim;lalu lemparkanlah dia ke dalam api yang menyala-nyala itu".
(QS.As-Shaffaat:97)
Lalu Allah menyelamatkannya:
فَمَا
كَانَ جَوَابَ قَوْمِهِۦٓ إِلَّآ أَن قَالُوا۟ ٱقْتُلُوهُ أَوْ
حَرِّقُوهُ فَأَنجَىٰهُ ٱللَّهُ مِنَ ٱلنَّارِ ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ
لَءَايَٰتٍۢ لِّقَوْمٍۢ يُؤْمِنُونَ
Maka tidak adalah
jawaban kaum Ibrahim, selain mengatakan: "Bunuhlah atau bakarlah dia",
lalu Allah menyelamatkannya dari api. Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang
yang beriman.
(QS.Al-Ankabuut:24)
Dalam HR.Bukhari, Nabi Ibrahim menyebut hasbunallahu wani’mal wakil sebelum dilontarkan ke dalam api. Kemudian beliau berdoa:
حَدَّثَنَا
أَبُو هَاشِمٍ الرِّفَاعِيُّ ، ثنا إِسْحَاقُ بْنُ سُلَيْمَانَ ، ثنا
أَبُو جَعْفَرٍ الرَّازِيُّ ، عَنْ عَاصِمِ بْنِ بَهْدَلَةَ ، عَنْ أَبِي
صَالِحٍ ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، قَالَ : قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " لَمَّا أُلْقِيَ
إِبْرَاهِيمُ فِي النَّارِ قَالَ : اللَّهُمَّ إِنَّكَ فِي السَّمَاءِ
وَاحِدٌ ، وَأَنَا فِي الْأَرْضِ وَاحِدٌ أَعْبُدُكَ
Abu
Ya’la mengatakan Abu Hasyim ar-Rifa’iy, meriwayatkan daripadanya dari
Ishak bin Sulaiman, dari Abu Jaafar ar-Razi, dari ‘Asim bin Bahdalah Abu
Najud, dari Abi Sholeh, dari Abi Hurairah radiallahuanhu, sabda
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam; “Ketika Ibrahim dilemparkan ke
dalam api, beliau berkata, “Ya Allah Sesungguhnya Engkau di langit
sendirian dan aku di bumi sendirian menyembahMu” (HR.Abi Sa’id)
Tetapi mereka tetap ingin membakarnya
قَالُوا۟ حَرِّقُوهُ وَٱنصُرُوٓا۟ ءَالِهَتَكُمْ إِن كُنتُمْ فَٰعِلِينَ
Mereka berkata: "Bakarlah dia dan bantulah tuhan-tuhan kamu, jika kamu benar-benar hendak bertindak".
(QS.Al-Anbiyaa’:68)
قُلْنَا يَٰنَارُ كُونِى بَرْدًۭا وَسَلَٰمًا عَلَىٰٓ إِبْرَٰهِيمَ
Kami berfirman: "Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim",
(QS.Al-Anbiyaa’:69)
وَأَرَادُوا۟ بِهِۦ كَيْدًۭا فَجَعَلْنَٰهُمُ ٱلْأَخْسَرِينَ
mereka hendak berbuat makar terhadap Ibrahim, maka Kami menjadikan mereka itu orang-orang yang paling merugi.
(QS.Al-Anbiyaa’:70)
Manhal
bin Amru berkata melalui kisah Israiliat bahwa Nabi Ibrahim berada di
dalam api selama 40 -50 hari. Diceritakan dari Ibnu Asakir meriwayatkan
dari Ikrimah bahwa ibu nabi Ibrahim pada kejadian itu, tidak henti-henti
memandang anak kesayangannya itu dan dia memanggilnya, “Wahai Ibrahim
anakku, aku ingin bersamamu. Doalah pada Allah agar aku dapat bersamamu
dan menyelamatkan aku dari panasnya api di sekelilingmu”. Lalu ibunya
masuk ke dalam api dan memeluk anaknya dan mencium anaknya. Setelah itu,
ibunya keluar kembali, anaknya selamat.
Dalil tentang wazagh
1. Hadist dari Aisyah radiallahu 'anha
Ummul Mukminin Aisyah radiallahu 'anha tidak menyuruh kita membunuh wazagh
عَنْ
عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ لِلْوَزَغِ فُوَيْسِقٌ وَلَمْ أَسْمَعْهُ أَمَرَ
بِقَتْلِهِ
Dari 'Aisyah radiallahu 'anha isteri Nabi shallallahu
'alaihi wasallam bahawa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "wazagh itu kecil bahayanya". Dan aku tidak mendengar Beliau
memerintahkan untuk membunuhnya". (HR. Bukhari dan Ahmad)
عَنْ
عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِلْوَزَغِ الْفُوَيْسِقُ وَلَمْ أَسْمَعْهُ
أَمَرَ بِقَتْلِهِ وَزَعَمَ سَعْدُ بْنُ أَبِي وَقَّاصٍ أَنَّ النَّبِيَّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَ بِقَتْلِهِ
Dari 'Aisyah
radiallahu 'anhu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah
menggelar wazagh dengan istilah fuwaisiq (binatang durhaka) dan aku
tidak mendengar Beliau memerintahkan untuk membunuhnya sedangkan Sa'ad
bin Abi Waqash beranggapan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah
memerintahkan untuk membunuhnya".(HR. Bukhari dan Ahmad)
عَنْ
عَائِشَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
لِلْوَزَغِ الْفُوَيْسِقُ زَادَ حَرْمَلَةُ قَالَتْ وَلَمْ أَسْمَعْهُ
أَمَرَ بِقَتْلِهِ
Dari 'Aisyah bahwa Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam menamai Al-wazagh dengan Fuwaisiq. Harmalah
menambahkan; 'Dan aku belum mendengar beliau menyuruh untuk
membunuhnya.' (Hadis Sahih Riwayat Muslim dan Ahmad)
2. Hadist dari Ummu Syarik
Dalil hadist yang dibawa Ummu Syarik, kebanyakan menyuruh membunuh wazagh
أُمَّ شَرِيكٍ أَخْبَرَتْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَهَا بِقَتْلِ الْأَوْزَاغِ
Ummu Syarik mengkhabarkan kepadanya bahawa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan untuk membunuh Al-wazagh (HR.Bukhari, Ahmad dan Ibnu Majah)
عَنْ
أُمِّ شَرِيكٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
أَمَرَهَا بِقَتْلِ الْأَوْزَاغِ وَفِي حَدِيثِ ابْنِ أَبِي شَيْبَةَ
أَمَرَ
Dari Ummu Syarik bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
menyuruhnya supaya membunuh semua Al-wazagh. Sedangkan di dalam Hadis
Ibnu Abu Syaibah menggunakan lafazh 'Amara' (menyuruh) saja. (HR.
Muslim)
أَنَّ سَعِيدَ بْنَ الْمُسَيَّبِ أَخْبَرَهُ أَنَّ
أُمَّ شَرِيكٍ أَخْبَرَتْهُ أَنَّهَا اسْتَأْمَرَتْ النَّبِيَّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي قَتْلِ الْوِزْغَانِ فَأَمَرَ بِقَتْلِهَا
وَأُمُّ شَرِيكٍ إِحْدَى نِسَاءِ بَنِي عَامِرِ بْنِ لُؤَيٍّ اتَّفَقَ
لَفْظُ حَدِيثِ ابْنِ أَبِي خَلَفٍ وَعَبْدِ بْنِ حُمَيْدٍ وَحَدِيثُ ابْنِ
وَهْبٍ قَرِيبٌ مِنْهُ
Bahawa Sa'id bin Al Musayyab telah
mengkhabarkan kepadanya, Ummu Syarik Telah mengkhabarkan kepadanya,
bahwa dia bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tentang
membunuh wazagh. Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menyuruhnya agar
dibunuh saja. Ummu Syarik adalah salah seorang wanita dari Bani Amir
bin Luay. Lafaz Hadis Ibnu Abu Khalaf sama dengan lafaz Hadis Abad bin
Humaid demikian juga Hadis Ibnu Wahab mirip dengan Hadis tersebut.
(HR.Muslim)
3. Hadist dari Amr bin Sa’d
Selain itu, terdapat perawi lain yang menyebut tentang membunuh wazagh
عَنْ
عَامِرِ بْنِ سَعْدٍ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَ بِقَتْلِ الْوَزَغِ وَسَمَّاهُ فُوَيْسِقًا
Dari
'Amir bin Sa'd dari Bapaknya bahawa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
memerintahkan agar membunuh Al Wazagh dan beliau memberi nama Fuwaisiq
(si fasik kecil)." (HR. Muslim, Abu Daud dan Ahmad)
أَنَّ
نَافِعًا مَوْلَى ابْنِ عُمَرَ أَخْبَرَهُ أَنَّ عَائِشَةَ أَخْبَرَتْهُ
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اقْتُلُوا
الْوَزَغَ فَإِنَّهُ كَانَ يَنْفُخُ عَلَى إِبْرَاهِيمَ عَلَيْهِ السَّلَام
النَّارَ قَالَ وَكَانَتْ عَائِشَةُ تَقْتُلُهُنَّ
Bahwasanya Nafi'
budak Ibnu Umar mengkhabarkan kepadanya bahwasanya Aisyah telah
mengkhabarkan kepadanya bahwasanya Nabi shallaallahu 'alaihi wa sallam
bersabda: "Bunuhlah Al-Wazagh, karena sesungguhnya ia meniupkan api kepada Nabi Ibrahim 'Alaihis salam." Dia berkata; "Sesungguhnya Aisyah membunuh Al-Wazagh tersebut." (HR. Ahmad)
5. Hadist dari Abu Hurairah
Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barang siapa yang membunuh Al-Wazagh satu
kali pukulan, maka dituliskan baginya pahala sebanyak begini dan begini
kebaikan. Dan barang siapa yang membunuhnya dua kali pukulan, maka
dituliskan baginya pahala sebanyak begini dan begini kebaikan berkurang
dari pukulan pertama. Dan siapa yang membunuhnya tiga kali pukulan, maka
pahalanya kurang lagi dari itu (HR.Muslim)
Jadi
hadis membunuh Al-Wazagh adalah hadist mutawatir karena diriwayatkan
oleh perawi yang banyak, umumnya dari Ummu Syarik dan hadist yang tidak
menyebut membunuh Al-wazagh adalah hadist masyhur yang umumnya dari
Ummul Mukminin Aisyah radiallahu’anha.
Ibnu Hajar Al-Asqolani melabelkan Ummu Syarik sebagai sahabiyah dari
kalangan Al-Ansar. Menurut Ibn Abd Al-Bar, pandangannya banyak berbeda
dari isteri nabi sendiri dan kebanyakan darinya memberi pandangan bahwa
pandangannya tidak sahih.
Ini merujuk kepada
hadist yang diriwayatkan mengenai Al-wazagh. Hadist Ummu Syarik mengenai
Al-wazagh banyak diriwayatkan melalui hadist di dalam Musnad Imam Ahmad
berjumlah 10 hadist.
Sahabiyah yang meriwayatkan Hadist
dan ditulis dalam Al-Kutub At-Tis’ah (Kitab hadist yang menepati ahlu
sunah wal jamaah) berjumlah 132 orang. Periwayat terbanyak adalah
‘Aisyah binti Abu Bakar, kemudian Hindun binti Abi Umayyah (Ummu
Salamah). Keduanya merupakan istri Nabi shalallahu’alaihi wassalam.
Kemudian berturut-turut Asma’ binti Abu Bakar, Zainab binti Abu Salamah,
Maimunah binti al-Harits, Hafshah binti Umar, Ramlah binti Abi Sufyan
(disebut ketiga terakhir ini semua adalah para isteri Nabi). Disusul
Ummu ‘Athiyah, Shafiyyah binti Syaibah, dan Fahitah binti Abi Thalib.
Dari sepuluh periwayat perempuan yang meriwayatkan Hadist terbanyak di
antaranya adalah para isteri Nabi, satu orang lainnya adalah anak tiri
Nabi (Zainab binti Abu Salamah), satu orang sepupu Nabi (Fahitah binti
Abu Thalib), dan satu orang kakak ipar Nabi (Asma’ binti Abu Bakar).
Hanya dua orang di antaranya yang tidak ada hubungan keluarga dengan
Nabi, yaitu Nasibah binti Ka’ab (Ummu ‘Athiyah) dan Shafiyyah binti
Syaibah.
Hadist dari Aisyah mengatakan Al-Wazagh itu
berbahaya sedangkan hadist dari Ummu Syarik menyuruh membunuhnya. Dalam
hadis Abu Hurairah, membunuh wazagh (وَزَغَةً) mendapat pahala dan
disepakati jumhur ulama tentang kelebihan membunuh wazagh. Tetapi ulama
masih tidak sepakat mengenai bolehnya membunuh Al-wazagh karena ia
meniup api pada saat nabi Ibrahim dibakar lantaran tidak ada dalam nash
Al-Quran yang menjelaskan itu. Pendapat yang lebih rojih adalah karena
Al-wazagh itu menimbulkan mudarat dan berbahaya seperti dalam hadist
dari Aisyah.
Anda mungkin berpikir dari tadi kok saya bahas Al-Wazagh bukan cicak ya??
dalam semua hadist yang dituduh sebagai hadist nyeleneh menyuruh membunuh cicak ternyata menggunakan kata Al-Wazagh (الوزغ), sedangkan cicak dalam bahasa arab disebut dengan sahliat (سحلية), sedangkan tokek yang di dalam bahasa Arab disebut wazaghat (وَزَغَةً), binatang ini berbeda dengan cicak atau tokek.
Cicak nama latinnya adalah Cosymbotus platyurus, sedangkan Wazagh nama latinnya adalah Cyrtopodion scabrum. Cicak bertemu dengan Al-wazagh pada tingkat Famili (Gekkonidae). Wazagh juga bukan tokek, karena tokek punya nama latin Gekko sp. Saya
sendiri tidak tahu kira-kira apa nama bahasa Indonesia dari Al-wazagh
ini, bagaimana bisa membunuhnya? jenis binatang ini saja tidak tahu
harus dicari kemana kalau di Indonesia.
Jadi sangat tidak
cocok jika perintah membunuh Al-wazagh diqiyaskan dengan perintah
membunuh cicak atau tokek ? wong beda binatang kok -_-
Sekarang silahkan lihat klasifikasi kedua hewan ini:
Selanjutnya silahkan lihat gambar binatangnya, biar jelas perbedaan keduanya:
Ini
satu lagi kecerobohan dan kesoktahuan cakil tentang hewan yang
dianjurkan untuk dibunuh dalam hadist tersebut, jenis hewannya aja dia
udah salah.
Rasulullah menyebut wazagh sebagai
fuwasiqa ( الْوَزَغُ فُوَيْسِقٌ), fuwaisiq ditakrif dengan makna bahaya
dan bahaya jenis kecil atau “si fasik kecil”. fasik yaitu menyimpang
dari ajaran Islam atau mendurhakai Allah.
Perhatikan juga hadist ini
حَدَّثَنَا
يَحْيَى بْنُ سُلَيْمَانَ قَالَ حَدَّثَنِي ابْنُ وَهْبٍ قَالَ
أَخْبَرَنِي يُونُسُ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ عُرْوَةَ عَنْ عَائِشَةَ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ خَمْسٌ مِنْ الدَّوَابِّ كُلُّهُنَّ فَاسِقٌ
يَقْتُلُهُنَّ فِي الْحَرَمِ الْغُرَابُ وَالْحِدَأَةُ وَالْعَقْرَبُ
وَالْفَأْرَةُ وَالْكَلْبُ الْعَقُورُ
Telah menceritakan
kepada kami Yahya bin Sulaiman berkata, telah menceritakan kepada saya
Ibnu Wahb berkata, telah menceritakan kepada saya Yunus dari Ibnu
Syihab dari 'Urwah dari 'Aisyah radliallahu 'anha bahwa Rasulullah
shallallahu 'alaihiwasallam bersabda: "Ada lima jenis hewan yang
kesemuanya berbahaya sehingga boleh dibunuh saat ihram, yaitu: burung gagak, burung rajawali, tikus, kala jengking dan anjing galak". (HR.Bukhari)
Dari hadist di atas dijelaskan adanya anjuran untuk membunuh binatang jika menimbulkan bahaya atau mudharat.
Imam Suyuthi menyebutkan didalam “Al Asbah an Nazhoir” bahwa Binatang-binatang itu terbagi menjadi empat macam :
1. Binatang yang didalamnya terdapat manfaat dan tidak berbahaya maka ia tidak boleh dibunuh.
2.
Binatang yang mengandung bahaya didalamnya dan tidak bermanfaat maka
dianjurkan untuk dibunuh seperti : ular dan binatang-binatang yang
berbahaya.
3. Binatang yang mengandung manfaat didalamnya dari
satu sisi namun berbahaya dari sisi lainnya, seperti : burung elang maka
tidak dianjurkan dan tidak pula dimakruhkan untuk membunuhnya.
4.
Binatang yang tidak mengandung manfaat didalamnya dan tidak pula
berbahaya, seperti : ulat, serangga sejenis kumbang maka tidaklah
diharamkan dan tidak pula dianjurkan untuk membunuhnya. (Al Asbah an
Nazoir juz II hal 336)
Jadi Al-Wazagh bukanlah cicak
rumah yang sering kita temui setiap hari, jika memang hewan ini
membahayakan manusia atau meracuni makanan maka dibolehkan bagi kita
untuk membunuhnya, hukumnya hanya sunah tidaklah wajib, jadi sama
sekali tidak ada yang aneh atau nyeleneh dari hadist ini toh memang ada
alasan yang jelas untuk membunuhnya bukan tanpa sebab. Lagian kapan
kita bisa sering-sering mau membunuh binatang ini jika ketemu aja susah,
banyak amalan sunah lainnya yang bisa kita lakukan selain membunuh
wazagh toh.
Sekarang
dengan standar berpikir yang sama, kita lihat ternyata Yesus adalah
pendendam, tahu ga sama siapa? Ternyata sama Pohon, haddeh -_-
konon
ceritanya habis jalan-jalan Yesus kelaparan, nah si “Tuhan” umat
Kristen ini pengen makan buah ara, sayangnya Yesus ga tau buah ara lagi
berbuah apa ga, emang lagi ga musim sih, trus dia ngamuk & ngutuk
tuh pohon ara:
Markus 11
12 Keesokan harinya sesudah Yesus dan kedua belas murid-Nya meninggalkan Betania, Yesus merasa lapar.
13
Dan dari jauh Ia melihat pohon ara yang sudah berdaun. Ia mendekatinya
untuk melihat kalau-kalau Ia mendapat apa-apa pada pohon itu. Tetapi
waktu Ia tiba di situ, Ia tidak mendapat apa-apa selain daun-daun saja,
sebab memang bukan musim buah ara.
14 Maka kata-Nya kepada pohon itu: "Jangan lagi seorangpun makan buahmu selama-lamanya!" Dan murid-murid-Nyapun mendengarnya.
ayat itu menunjukan:
1. Yesus tuhan yg lemah, tuhan kelaparan?
2. Yesus tidak Maha Tahu, dia tida tahu kapan pohon ara berbuah
3. Yesus tempramental, cuma orang gila yang marah-marah sama pohon yang tidak salah apa-apa
Home
»
Hanina Menjawab
»
MENJAWAB SI CAKIL TENTANG HADIST MEMBUNUH CICAK
MENJAWAB SI CAKIL TENTANG HADIST MEMBUNUH CICAK
Written By Admin On Rabu, 25 September 2013 | 08.27
Labels:
Hanina Menjawab
Wookee dah ukh... jadi rujukan nih, semangat terus! Barokah, barokah, barokallahu feeky :)
BalasHapusaku copy ya
BalasHapuswah keren banget artikelnya.
BalasHapusbisa menjadi referensi yang baik buat ane.. soalnya ane curiga.. kalo binatang macam tikus, ular, kalajengking emang berbahaya buat manusia.. lha kalo cicak? ternyata al wazagh itu berbeda sama cicak ya.. :D
makasih banyak lho artikelnya.. penting buat ane soalnya..