Wil Sen
oh ya mbak Hanina Syahidah tolong juga jelasin saya tentang ini :
Demi Quran…QS. 38:1
Demi angin…QS. 51:1
Demi langit…..QS. 51:7
Demi gunung-gunung…QS. 52:1
Demi bintang-bintang…QS. 56:75, 81:15
Demi pena dan apa yang ditulis para malaikat…QS. 68:1
Demi bulan…QS. 74:32
Demi merahnya matahari terbenam… QS. 84:16
Demi langit yang memberi hujan…QS. 86:11
Demi kota….QS. 90:1
Demi matahari….QS. 91:1
Demi malam…QS. 92:1
Demi waktu….QS. 103:1
Demi bintang ketika terbenam….QS. 53:1
Dan masih banyak lagi. Tuhan bersumpah atas benda-benda ciptaan nya sendiri!
Lazimnya,
kalaupun Tuhan yang sempurna itu bersumpah, Ia akan bersumpah atas
namanya sendiri. Sebab tidak ada yang lebih besar dari Tuhan. Jika
bersumpah pastilah demi sesuatu yang dianggapnya berharga, mulia, dan
terhormat.
Maka, ketika Allah bersumpah demi benda2
ciptaan Tuhan, lebih rendahkah ia daripada objek-objek tersebut? Ataukah
Allah bukanlah Tuhan?
Saya yakin pasti anda bisa jawab karena debaters hebat.
Top of Form
Like · · Share · 48 minutes ago ·
JAWAB:
Dalam
Al-Qur’an kita sering menemukan ayat tentang Allah bersumpah demi
sesuatu, baik dengan kalimat yang mencantumkan kata ‘bersumpah’ maupun
kata tersebut tersembunyi dan hanya mencantumkan ‘demi sesuatu’. Kedua
cara ini adalah sama, bahwa Allah telah bersumpah (soal ini terkait
dengan pemakaian kaedah tata-bahasa Arab, dimana sumpah disampaikan
dengan memakai 3 alternatif huruf : 'waw', 'ba' dan 'ta'.
Pengertian Sumpah dalam Al-Qur'an
Kata
‘sumpah’ berasal dari kata Arab ‘qasam’ yang akar katanya disusun oleh
huruf ‘qaf-sin-mim’, kata ini menurunkan beberapa pengertian : to
divide, dispose, separate, apportion, distribute..
http://www.studyquran.org/LaneLexicon/Volume8/00000242.pdf
Kata ‘qasam’ diartikan ‘bersumpah’ misalnya terdapat pada ayat :
falaa uqsimu bimawaaqi'i alnnujuumi
[56:75] Maka Aku bersumpah dengan masa turunnya bagian-bagian Al-Quraan.
falaa uqsimu bialsysyafaqi
[84:16] Maka sesungguhnya Aku bersumpah dengan cahaya merah di waktu senja,
laa uqsimu bihaadzaa albaladi
[90:1] Aku benar-benar bersumpah dengan kota ini (Mekah),
Namun kata ‘qasam’ dengan derivasinya juga diartikan membagi, memisahkan, misalnya terdapat pada ayat :
wa-idzaa hadhara alqismata uluu alqurbaa waalyataamaa waalmasaakiinu faurzuquuhum minhu waquuluu lahum qawlan ma'ruufaan
[4:8]
Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat, anak yatim dan orang
miskin, maka berilah mereka dari harta itu (sekedarnya) dan ucapkanlah
kepada mereka perkataan yang baik.
Faalmuqassimaati amraan
[51:4] dan (malaikat-malaikat) yang membagi-bagi urusan
tilka idzan qismatun dhiizaa
[53:22] Yang demikian itu tentulah suatu pembagian yang tidak adil.
”Lalu
apa hubungannya bersumpah dengan membagi atau memisahkan..??”, apa
sebenarnya arti bersumpah ketika ada kalimat ‘Tuhan bersumpah demi
makhluk’..?? bagaimana sebenarnya posisi makhluk tersebut dalam sumpah
tersebut..?? apakah benar posisinya sebagai pihak yang berkuasa untuk
menghakimi pihak yang bersumpah..?? bagaimana halnya ketika Allah
bersumpah demi diri-Nya sendiri..??
Kata ‘qasam’ sendiri dalam bahasa Arab setara dengan istilah lain :
Dalam
bahasa Arab sumpah disebut dengan al-aimanu, al-halfu, al-qasamu.
Al-aimanu jama’ dari kata al-yamiinu (tangan kanan) karena orang Arab di
zaman Jahiliyah apabila bersumpah satu sama lain saling berpegangan
tangan kanan. Kata al-yamiinu secara etimologis dikaitakan dengan tangan
kanan yang bisa berarti al-quwwah (kekuatan), dan al-qasam (sumpah).
Dengan demikian pengertian al-yuamiinu merupakan perpaduan dari tiga
makna tersebut yang selanjutnya digunakan untuk bersumpah. Dikaitkan
dengan kekuatan (al-quwwah), karena orang yang ingin mengatakan atau
menyatakan sesuatu dikukuhkan dengan sumpah sehingga pernyataannya lebih
kuat sebagaimana tangan kanan lebih kuat dari tangan kiri.
http://bs-ba.facebook.com/topic.php?uid=53744579012&topic=7485
sehingga selain arti kata : membagi atau memisahkan, ‘bersumpah’ juga mengandung unsur : menguatkan, mengukuhkan.
Yang
perlu diperjelas disini adalah, ketika Allah bersumpah dengan nama
makhluk-Nya, maka tidak ada suatu kesan yang muncul dari umat Islam,
bahwa Allah telah ‘menyerahkan kekuasaan untuk menghakimi’ sumpah-Nya
tersebut kepada benda tersebut. Baik didasar sumpah ataupun tidak,
ataupun sumpah tersebut dilontarkan oleh siapapun, maka pihak yang
berkuasa untuk menghakimi hanyalah Allah. Kalau begitu bagaimanakah
sebenarnya ‘status’ makhluk/benda yang terdapat dalam sumpah itu..??
maka posisi makhluk/benda tersebut adalah sebagai SAKSI atas sumpah
tersebut, saksi yang dikesankan independen, berdiri sendiri dan terpisah
dari pihak yang bersumpah, berfungsi untuk menguatkan dan mengukuhkan
bahwa apa yang disampaikan dalam sumpah tersebut benar adanya. Ini
terkait dengan tujuan suatu sumpah dilontarkan, yaitu untuk meyakinkan
pihak lain atas kebenaran apa yang disumpahkan, dimana pihak lain
tersebut ragu-ragu atau tidak percaya. Kesan terpisah ini sejalan dengan
tujuan disampaikannya sumpah, sehingga seolah-olah Allah mengatakan
;”Sekalipun Aku adalah Tuhan Yang Maha Berkuasa, namun makhluk/benda
yang Aku jadikan objek sumpah-Ku, dipersilahkan memutuskan sendiri
kesaksiannya. Apabila Aku telah berbohong atau sumpah-Ku tidak benar,
maka Aku sendiri yang akan menghakimi diri-Ku..”.
Pengertian
‘qasam’ ini juga berlaku dalam hal Tuhan bersumpah atas diri-Nya
sendiri. Pemisahan diibaratkan ‘posisi’ Tuhan sebagai pihak yang
bersumpah dan sebagai pihak yang bersaksi merupakan dua hal yang
seolah-olah terpisah, sehingga kesaksian Tuhan adalah adli, kuat dan
benar. Ini memenuhi tujuan untuk apa sumpah tersebut dilontarkan, yaitu
untuk meyakinkan pihak lain yang tidak percaya dan ragu-ragu. Disinilah
kesetaraan antara istilah ‘qasam’ dan ‘aimanu’, yaitu kemandirian
sebagai saksi menunjang pengukuhan dan penguatan sumpah yang
disampaikan.
Berdasarkan penjelasan ini, pertanyaan dari
pihak Kristen sudah bisa dijelaskan, apa yang mereka gugat tentang
sumpah Allah yang terdapat dalam Al-Qur’an karena mereka memakai ukuran
sendiri tentang apa yang dimaksud dengan sumpah dan subjek sumpah,
mengartikan bahwa makhluk/benda yang terdapat dalam sumpah adalah
sebagai pihak yang berkuasa untuk menghakimi, dan bukan sebagai saksi
yang akan memberikan kesaksian terhadap kebenaran sumpah tersebut. Dalam
istilah Islam, terlihat bahwa posisinya bukanlah demikian, karena yang
berkuasa untuk menghakimi tetap saja ada ditangan Allah, makhluk/benda
berfungsi sebagai saksi.
Pertanyaan:
Apakah membutuhkan sumpah hingga manusia membenarkan Allah atau untuk
menegaskan firman-Nya, padahal Dia adalah Yang Maha benar? Sebab di
dalam Al-Qur'an disebutkan bahwa Allah ersumpah dengan waktu fajar,
matahari, waktu dhuha, bulan dan makhluk lainnya.
Jawaban:
Sesungguhnya segala sesuatu yang Allah bersumpah dengannya memiliki
kedudukan penting dalam kehidupan manusia. Maka seakan-akan bersumpah
dengan sesuatu itu untuk menarik perhatian manusia akan keutamaannya.
Selain itu, Allah berhak untuk bersumpah dengan apa saja yang
dikehendaki-Nya, sedangkan manusia tidak boleh bersumpah kecuali dengan
nama Allah. Rasulullah bersabda: "Barangsiapa yang bersumpah dengan
selain Allah maka sungguh dia telah menyekutukan-Nya."(HR. Abu Daud,
At-Tirmidzi dan Ahmad)
Silahkan anda buka kitab suci Anda dan bacalah:
Yosua_5:
(6)
Sebab empat puluh tahun lamanya orang Israel itu berjalan melalui
padang gurun, sampai habis mati seluruh bangsa itu, yakni prajurit yang
keluar dari Mesir, yang tidak mendengarkan firman TUHAN. Kepada mereka
itu TUHAN telah bersumpah, bahwa Ia tidak akan mengizinkan mereka
melihat negeri yang dijanjikan TUHAN dengan bersumpah kepada nenek
moyang mereka akan memberikannya kepada kita, suatu negeri yang
berlimpah-limpah susu dan madunya.
Yesaya_62:
(8)
TUHAN telah bersumpah demi tangan kanan-Nya, demi tangan kekuatan-Nya:
"Sesungguhnya, Aku tidak akan memberi gandummu lagi sebagai makanan
kepada musuhmu, dan sesungguhnya, orang-orang asing tidak akan meminum
air anggurmu yang telah kauhasilkan dengan bersusah-susah;
Matius_23:
(20)
Karena itu barangsiapa bersumpah demi mezbah, ia bersumpah demi mezbah
dan juga demi segala sesuatu yang terletak di atasnya.
(21) Dan barangsiapa bersumpah demi Bait Suci, ia bersumpah demi Bait Suci dan juga demi Dia, yang diam di situ.
(22) Dan barangsiapa bersumpah demi sorga, ia bersumpah demi takhta Allah dan juga demi Dia, yang bersemayam di atasnya.
Mazmur_110:
(4) TUHAN telah bersumpah, dan Ia tidak akan menyesal: "Engkau adalah imam untuk selama-lamanya, menurut Melkisedek."
SIAPA BILANG ALLAH TIDAK PERNAH BERSUMPAH ATAS NAMA DIRINYA SENDIRI???
QS 70:40
Maka aku (Allah) bersumpah dengan Tuhan Yang memiliki timur dan barat, sesungguhnya Kami benar-benar Maha Kuasa.
Tuhan
yang mana lagi yang dimaksud? ALLAH bersumpah demi DiriNya Sendiri.
Karena Tuhan Yang Memiliki timur dan barat adalah ALLAH sendiri.
Tuhan Yang memiliki timur dan barat, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, maka ambillah Dia sebagai pelindung. ( QS. Al Muzzamil:9)
Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat (QS.Al Baqarah:115)
Mengapa ALLAH bersumpah dengan diriNya sendiri? Hal ini tidak mustahil karena hal ini telah ada bahkan dalam ALKITAB
Kejadian 22:16 kata-Nya: “Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri–demikianlah
firman TUHAN–:Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak
segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku,
Dan ada lagi….
Ibrani 6:13 Sebab ketika Allah memberikan janji-Nya kepada Abraham, Ia bersumpah demi diri-Nya sendiri, karena tidak ada orang yang lebih tinggi dari pada-Nya,
Bukankah ALLAH Tuhan kami adalah Tuhan yang sama yang disembah Nabiullah Ibrahim..Abraham?
Di tempat lain anda bisa mendapati bahwa dalam ALKITAB anda bisa mendapati gaya bahasa yang sama dalam Zakaria 3:2
ויאמר יהוה אל השטן יגער יהוה בך השטן ויגער יהוה בך הבחר בירושלם הלוא זה אוד מצל מאש
wy’mr yhwh ’l-hsshṭn yḡ‘r yhwh bḵ hssṭn wyḡ‘r yhwh bk hbḥr bršlm hlw’ zh ’ḏ mṣṣl m’eš:
3:2
And the LORD said unto Satan, The LORD rebuke thee, O Satan; even the
LORD that hath chosen Jerusalem rebuke thee: [is] not this a brand
plucked out of the fire?
3:2 Lalu berkatalah TUHAN kepada Iblis itu: “TUHAN kiranya menghardik engkau, hai Iblis! TUHAN yang memilih Yerusalem, kiranya menghardik engkau! Bukankah dia ini puntung yang telah ditarik dari api?”
Wallaahua'lam.
Home
»
Hanina Menjawab
»
KENAPA ALLAH BERSUMPAH DEMI MAKHLUK???
KENAPA ALLAH BERSUMPAH DEMI MAKHLUK???
Written By Admin On Jumat, 16 Agustus 2013 | 18.36
Labels:
Hanina Menjawab
0 comments :
Jika anda menyertakan link dalam komentar,baik itu link hidup maupun link biasa,maka admin akan menghapus komentar anda..
Terima Kasih.